Mantan gubernur Aceh, Abdullah Puteh didampingi mantan ketua DPRA, Tgk
Muhammad Yus dan pimpinan Pesantren Darul Ihsan, Waisul Qarany Ali
memberi santunan kepada anak yatim seusai Deklarasi Ambdullah Puteh
sebagai bakal calon gubernur Aceh periode 2017-2022 di Kompleks Dayah
Abu Krueng Kalee, Desa Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Kamis
(17/3/2016). SERAMBI/M ANSHAR
Sumber: Serambi Indonesia
BANDA ACEH - Mantan gubernur Aceh, Ir Abdullah Puteh
MSi (67), Kamis (17/3) pagi, mendeklarasikan diri maju sebagai calon
gubernur Aceh periode 2017-2022 melalui jalur independen. Deklarasi itu
berlangsung di Masjid Dayah Darul Ihsan Tgk Hasan Krueng Kale di Gampong
Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Hadir dalam deklarasi itu sejumlah tokoh, seperti Pimpinan Pesantren
Tgk Hasan Krueng Kalee, H Waisul Qarani Aly, Thanthawi Ishak SH (mantan
Sekda Aceh), Dr Muhammad Yus (mantan ketua DPRA), dan A Munir Aziz MPd
(Sekretaris Forum Komunikasi Kabupaten/Kota Se-Aceh). Hadir juga
Aminullah Usman MM (bakal calon Wali Kota Banda Aceh), Rusli Saleh
(mantan kepala Kesbangpol dan Linmas Aceh), Ir Zaidan (mantan Karo
Pembangunan Setda Aceh), Syahril AK (pengusaha), dan imam masjid
setempat. Kalangan pemuda juga banyak yang hadir, termasuk Ketua KNPI
Aceh, Jamaluddin ST.
Di akhir kegiatan, Puteh menyerahkan santunan kepada puluhan anak
yatim, dilanjutkan dengan makan bersama. Di sela-sela orasinya, Puteh
mengungkapkan sejumlah alasan mengapa ia mencalonkan diri lagi untuk
Aceh 1. Pertama, karena ada dukungan dari kerabat, tokoh masyarakat, dan
kaum ulama. Di samping pengalamannya pernah menjabat gubernur Aceh dan
menjadi deklarator pemberlakuan syariat Islam secara kafah di Aceh pada
tahun 2002. “Alasan lainnya, apabila kebenaran dan kebaikan itu tidak
diorganisir dengan sebaik-baiknya, maka kebenaran dan kebaikan itu akan
dikalahkan oleh kebatilan dan kejahatan,” ujar suami Marlinda ini.
Selain itu, menurut Puteh, apabila suatu pekerjaan tidak diserahkan
kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. Ia juga menambahkan bahwa
setiap jabatan atau kedudukan itu akan dipergilirkan oleh Allah Swt
kepada orang yang disukainya.
Alasan terakhir pencalonannya adalah karena mencalonkan diri sebagai
gubernur/wakil gubernur itu merupakan kewajiban bagi orang yang memiliki
kemampuan.
Puteh menyatakan, sejak awal ia sudah berniat maju melalui jalur
independen, sehingga ia tidak lagi menjalin komunikasi dengan partai
politik. Bahkan relawannya hingga saat ini masih terus mengumpulkan
fotokopi KTP dari pendukung.
Saat ditanya mengenai calon pasangannya nanti, Puteh mengaku sudah
memiliki tiga nama yang sudah didekatinya. Ketiganya berasal dari
kalangan yang beragam, yakni ulama, pengusaha, dan politisi.
“Salah satu calon wakil saya itu berasal dari barat selatan. Tidak
ada yang berasal dari Aceh Timur. Namun, keputusannya siapa yang akan
menjadi wakil akan saya umumkan pada akhir April nanti,” kata putra Idi,
Aceh Timur ini.
Sehabis deklarasi dan santap siang bersama kemarin, Puteh terlihat
buru-buru menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Ia harus terbang ke
Jakarta dan seterusnya ke Yogyakarta karena ayah mertuanya meninggal di
Yogya pada Rabu (16/3) pukul 17.30 WIB saat Puteh sudah berada di Banda
Aceh. Mertuanya yang berpulang itu adalah ayahanda dari Dr Marlinda MSi,
yakni Prof Dr Bambang Poernomo SH, salah satu pakar hukum Indonesia.(mun)
Sumber: Serambi Indonesia
No comments