VIVA.co.id – Kabar gembira bagi sepakbola Indonesia. Pada Jumat kemarin, 12 Mei 2016, FIFA resmi mencabut sanksi yang dijatuhkan selama hampir satu tahun tersebut.
Presiden FIFA, Gianni Infantino yang secara langsung mencabut hukuman kepada Indonesia dalam kongres di Meksiko. Keputusan itu diambil menyusul tindakan pemerintah Indonesia yang juga mencabut pembekuan PSSI.
Dari sekian banyak keuntungan atas pencabutan sanksi itu, salah satu yang paling disorot adalah timnas bisa kembali berlaga di kancah internasional. Kebetulan sejumlah agenda penting sudah menanti di depan mata.
Yang terdekat adalah pentas AFF Cup 2016. Turnamen sepakbola negara-negara Asia Tenggara itu rencananya digelar pada 19 November hingga 17 Desember dengan Filipina dan Myanmar sebagai tuan rumah untuk babak penyisihan. Antusias menyambut ajang bergengsi tersebut, namun Indonesia, khususnya PSSI punya PR besar.
Sejak sanksi jatuh, timnas Indonesia ikut vakum. Bahkan Skuad Garuda kini tidak punya pelatih setelah sempat menunjuk Pieter Huistra.
Mau tak mau sekarang tugas pertama yang harus diselesaikan oleh PSSI adalah menunjuk pelatih anyar, apalagi mengingat tengat waktu turnamen yang kian sempit. Dari situ kemudian muncul berbagai wacana dan gosip menggemparkan.
Menpora Inginkan Jose Mourinho
Adalah Menpora, Imam Nahrawi yang pertama membuat heboh. Dia mengungkap 'ide gila' mendatangkan pelatih papan atas dunia, salah satu kandidat adalah Jose Mourinho.
Wacana tersebut, dijelaskan Imam, sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI), Erick Thohir. Selain Mourinho, ada lagi satu pelatih asing berkelas internasional yang dibidik.
Dia adalah manajer Chelsea, Guus Hiddink. Keputusan menunjuk pelatih asing untuk skuat Garuda, tak lepas dari keinginan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Presiden FIFA, Gianni Infantino yang secara langsung mencabut hukuman kepada Indonesia dalam kongres di Meksiko. Keputusan itu diambil menyusul tindakan pemerintah Indonesia yang juga mencabut pembekuan PSSI.
Dari sekian banyak keuntungan atas pencabutan sanksi itu, salah satu yang paling disorot adalah timnas bisa kembali berlaga di kancah internasional. Kebetulan sejumlah agenda penting sudah menanti di depan mata.
Yang terdekat adalah pentas AFF Cup 2016. Turnamen sepakbola negara-negara Asia Tenggara itu rencananya digelar pada 19 November hingga 17 Desember dengan Filipina dan Myanmar sebagai tuan rumah untuk babak penyisihan. Antusias menyambut ajang bergengsi tersebut, namun Indonesia, khususnya PSSI punya PR besar.
Sejak sanksi jatuh, timnas Indonesia ikut vakum. Bahkan Skuad Garuda kini tidak punya pelatih setelah sempat menunjuk Pieter Huistra.
Mau tak mau sekarang tugas pertama yang harus diselesaikan oleh PSSI adalah menunjuk pelatih anyar, apalagi mengingat tengat waktu turnamen yang kian sempit. Dari situ kemudian muncul berbagai wacana dan gosip menggemparkan.
Menpora Inginkan Jose Mourinho
Adalah Menpora, Imam Nahrawi yang pertama membuat heboh. Dia mengungkap 'ide gila' mendatangkan pelatih papan atas dunia, salah satu kandidat adalah Jose Mourinho.
Wacana tersebut, dijelaskan Imam, sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI), Erick Thohir. Selain Mourinho, ada lagi satu pelatih asing berkelas internasional yang dibidik.
Dia adalah manajer Chelsea, Guus Hiddink. Keputusan menunjuk pelatih asing untuk skuat Garuda, tak lepas dari keinginan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Saya idenya datangkan Mourinho. Kalau Pak Erick Thohir anjurkan Guus Hiddink. Presiden maunya pelatih asing untuk timnas Indonesia," kata Imam, awal pekan kemarin.
Sebagian besar publik merespons ide itu dengan sinis. banyak yang tak yakin, apalagi mengingat untuk membayar Mourinho dibutuhkan dana mencapai Rp250 per tahun. Sadar akan situasi tersebut Menpora kemudian meralat ucapannya.
"Ah, itu obrolan santai kemarin. Orang ngobrol santai kok, kayak jeruk makan jeruk, ini baru diskusi kemarin. Lagi pula kemahalan," tutur Imam sehari berselang.
PSSI Pilih Pelatih Lokal?
PSSI sendiri ikut merespon pernyataan Menpora. Terlebih, wacana itu ternyata menjadi bahasan seksi di Kongres Biasa FIFA. Presiden FIFA, Gianni Infantino, disebut-sebut menanyakan rencana Indonesia untuk merekrut Mourinho atau Hiddink.
"Ya, banyak anggota FIFA, bahkan Infantino, menanyakan apakah benar Indonesia ingin dilatih oleh Mourinho. Kami menjawab jika mungkin saja, meskipun mereka juga tanya berapa mahal gaji Mourinho," kata Sekjen PSSI, Azwan Karim,
"Tapi, menurut kami, ini jadi bukti semangat kami untuk sepakbola Indonesia," sambungnya.
Meski begitu, Azwan menyatakan wacana perekrutan pelatih asing, termasuk Mourinho, masih harus dibahas di level Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Namun, Azwan memprediksi perekrutan pelatih lokal lebih masuk akal ketimbang asing.
"Meninjau waktu persiapan. Tapi, masih ada kemungkinan pelatih luar yang dipakai. Tergantung pada proposal yang akan kami ajukan ke Exco," tutur Azwan.
© VIVA.co.id
Sebagian besar publik merespons ide itu dengan sinis. banyak yang tak yakin, apalagi mengingat untuk membayar Mourinho dibutuhkan dana mencapai Rp250 per tahun. Sadar akan situasi tersebut Menpora kemudian meralat ucapannya.
"Ah, itu obrolan santai kemarin. Orang ngobrol santai kok, kayak jeruk makan jeruk, ini baru diskusi kemarin. Lagi pula kemahalan," tutur Imam sehari berselang.
PSSI Pilih Pelatih Lokal?
PSSI sendiri ikut merespon pernyataan Menpora. Terlebih, wacana itu ternyata menjadi bahasan seksi di Kongres Biasa FIFA. Presiden FIFA, Gianni Infantino, disebut-sebut menanyakan rencana Indonesia untuk merekrut Mourinho atau Hiddink.
"Ya, banyak anggota FIFA, bahkan Infantino, menanyakan apakah benar Indonesia ingin dilatih oleh Mourinho. Kami menjawab jika mungkin saja, meskipun mereka juga tanya berapa mahal gaji Mourinho," kata Sekjen PSSI, Azwan Karim,
"Tapi, menurut kami, ini jadi bukti semangat kami untuk sepakbola Indonesia," sambungnya.
Meski begitu, Azwan menyatakan wacana perekrutan pelatih asing, termasuk Mourinho, masih harus dibahas di level Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Namun, Azwan memprediksi perekrutan pelatih lokal lebih masuk akal ketimbang asing.
"Meninjau waktu persiapan. Tapi, masih ada kemungkinan pelatih luar yang dipakai. Tergantung pada proposal yang akan kami ajukan ke Exco," tutur Azwan.
© VIVA.co.id
No comments